Empati Luar Biasa dari Mochammad Firdaus Agung

Pada bulan Oktober 2019, Mas Firdaus dan saya berencana untuk berpergian saat itu. Mas Firdaus namanya jika ada keinginannya dari Saya pasti Dia akan memperlakukan saya dengan amat sangat baik. Namun di saat itu kondisi Ayah saya juga sedang tidak baik, namun saya selalu mengiyakan apapun keinginan Mas Firdaus. Saya ingat sekali dimana saya pernah berjuang menjaga Ayah saya harus bolak balik Rumah Sakit dan mencoba melihat sebesar apa perhatian Mas Firdaus, namun Dia pernah tidak menanyakan keberadaan saya bahkan tidak mencari saya sama sekali.

Saat saya chat Dia kembali pun yang dipikirkan hanya bagaiman rencana berpergian dan tidak ada sedikit pun empati dari Dia untuk lebih memikirkan perasaan saya. Pada saat itu ada hal yang diinginkan Mas Firdaus pun dan terus memohon kepada saya agar saya memenuhi keinginannya tersebut. Namun saat itu saya amat sangat menolak.

Pada tanggal 11 November tengah malam, Ayah saya pun kritis dan dinyatakan meninggal dunia setelah saya membawa ke rumah sakit. Rasa sakit yang luar biasa bagi saya apalagi disaat itu saya sebagai anak pertama harus mengambil alih semua hal termasuk mengurusi dokumen-dokumen dan harus bolak balik ke Bank. Apakah disaat itu Mas Firdaus datang untuk menemani saya? Tentu tidak!

Seminggu sebelum rencana kita pergi, Mas Firdaus pastinya memperlakukan saya dengan baik bahkan saya masih dengan baik menyempatkan diri keluar rumah bertemu dengan Dia untuk bilang bahwa saya tidak bisa ikut jalan-jalan sesuai rencana. Awalnya saat bertemu Dia iya iya saja tapi kemudian chat saya dan..... pastinya meminta saya untuk tetap menemani Dia.


Dan untuk tetap memenuhi keinginannya di hari pertama saya selesai cuti, saya bertemu Dia pagi-pagi untuk urus-urus dan saya minggu depannya izin cuti lagi untuk menemani Dia. Disini saya amat sangat berusaha untuk memenuhi keinginannya tapi setelah saya memenuhi keinginannya pun saya tidak diberi kabar selama seminggu (setelah berpergian). Ntah apa kesalahan saya sampai Dia sedemikian rupa menyakiti saya dengan caranya yang tidak chat saya tapi bisa main instagram, intens melihat IG story saya. Ntah apa yang ada dipikiran Dia saat itu.

Saya marah kepada diri saya kenapa harus saya berkorban mengorbankan diri saya keluarga saya hanya untuk seseorang yang bahkan saat saya kejambretan pada 20 Juli 2022 (kehilangan macbook, hp, hardisk external, dsb) tapi tidak ada sedikit pun rasa Dia mau mendatangi saya. Jika memang Dia sudah bisa melihat saya sebagai orang yang pernah Dia cintai minimal Dia melihat saya adalah teman yang pernah membantu Dia dalam keadaan terpuruk.

Aku ingat saat beberapa bulan lalu saya membicarakan hal ini dan Mas Firdaus bilang "Ya waktu itu kan udah terlanjur semuanya, ga bisa di cancel juga"... betapa orang ini memang tidak punya hati. Sudah saya yang disakiti selama ini dan Dia malah menyalahkan saya, tidak ada kesadaran bahwa dirinya itu sudah menyakiti orang lain, menghancurkan hidup dan mental orang.

Aku hanya minta sama kamu sama Mas Firdaus satu hal yang bahkan sampai sekarang tidak bisa kamu tepati malah kamu kabur begitu saja. Ntah apa yang ada dipikiran kamu sampai kamu tega memanfaatkan perempuan yang sudah sedemikian berkorbannya untuk kamu. Seburuk buruknya orang adalah orang yang memanfaatkan kebaikan orang lain.

Semoga kamu sadar ya akan perbuatan kamu selama ini.....


Popular Posts